
WINI DAN NIA, CALON PPK TERMUDA USIA 20 TAHUN
kab-situbondo.kpu.go.id – Menjadi penyelenggara pemilihan Bupati dan wakil Bupati tahun 2020 akan menjadi sebuah pengalaman menarik bagi dua orang wanita asal Dawuhan dan Kotakan. Dari 170 peserta yang lolos ke tahap seleksi wawancara, dua wanita yang baru lulus SMA ini merupakan peserta termuda calon Panitia Pemilihan Kecamatan (PKK). Pertama, Siti Rahmania. Kedua, Wini Putria. Dua orang yang berumur 20 tahun ini memiliki kisah yang sama menariknya.
Siti Rahmania misalnya. Wanita yang Lahir di Situbondo pada tanggal 3 Juli 1999 pernah menjadi penyelenggara KPPS pada pilkada serentak tahun lalu. Sebelum mendafarkan diri untuk menjadi calon PPK dalam pemilihan bupati dan wakil bupati tahun 2020 wanita yang saat ini tinggal di jalan sucipto ini tidak meminta izin dengan keluarganya.
“waktu mau berangkat ke sini (KPU : tes seleksi wawancara) orang tua saya tau,Mas,” ujarnya sambil menunggu namanya depanggil oleh petugas.
“Sebelumnya orang tua sama sekali tidak tahu kalau saya daftar jadi calon PPK,”lanjutnya meyakinkan.
Pengalamannya saat menjadi KPPS di Dawuhan membuat, Nia, berani mendaftarkan dirinya menjadi calon PPK tahun ini.
Lebih muda dari Siti Rahmania, Wini Putria yang terpaut 35 hari dengan Siti Rahmania tidak mau kalah. Wanita yang lahir tanggal 06 Agustus 1999 asal Kotakan ini lolos 10 besar dari 380 pendaftar calon PPK. Sekalipun tidak memiliki pengalaman menjadi penyelenggara kepemiluan, lolos dalam tahapan sepuluh besar merupakan suatu kebanggaan mengingat usianya yang masih muda. Mengenai respon keluarganya saat mendaftarkan diri untuk menjadi calon PPK dengan lugu Wini menjawab,
“Awalnya orang tua saya ngga tau kalau saya daftar menjadi calon PPK, begitu dengar saya lulus sepuluh besar, orang tua saya hanya bilang lanjutkan,”
Melihat antusias kaum millennial yang mendaftarkan dirinya untuk ikut terlibat dalam penyelenggara pemilu menjadi sebuah harapan bahwa millennial tidak hanya menjadi objek kampanye partai politik. Tapi juga menjadi subyek untuk terlibat menjadi penyelenggara yang berintegritas dan netralitas. umurnya yang masih 20 tahun patut menjadi contoh bagi kaum millennial lainnnya.
“Kalau Nia dan Wini tidak lolos sepuluh besar bagaimana?”kata saya terburu-buru sebelum nama dari salah satu keduanya dipanggil pihak yang bertugas.
“Ngga kenapa, kak,” jawab keduanya kompak.
Penulis : Imam Sofyan
Editor : Tim Editor